MENGENAI 22 TAHUN INTIFADHAH AL MUBARAKAH (INTIFADAH I) DAN HARI HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
SAMPAI KAPANKAH RAKYAT PALESTINA HARUS MENUNGGU MENDAPATKAN HAK ASASINYA??
“All human beings are born free and equal in dignity and rights.They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex, language, religion, political or other opinion, national or social origin, property, birth or other status. Furthermore, no distinction shall be made on the basis of the political, jurisdictional or international status of the country or territory to which a person belongs, whether it be independent, trust, non-self-governing or under any other limitation of sovereignty.”
(The Universal Declaration of Human Rights: article 1-2)
Jabaliya (8/12/1987) 22 tahun lalu, mobil militer Zionis-Israel yang disetir oleh warga Israel dari Asdod menabrak secara sengaja mobil yang ditumpangi pekerja Palestina. Akibatnya, 4 pekerja Palestina itu meninggal dunia dan 9 lainnya luka-luka. Sedangkan pengemudi truk kabur dengan mengendarai sebuah mobil yang berlebel tulisan Israel, mirip dengan mobil Mosad (Dinas Intelijen Zionis-Israel).
Sehari setelahnya, warga yang mengantar jenazah korban, melempari pos militer Zionis-Israel di Jabalia. Pasukan Zionis-Israel membalasnya tembakan. Dari sinilah Intifadhah [ﺍﻨﺗﻔﺎﺿﺔdalam bahasa Arab bermakna “bangun mendadak dari tidur atau dari keadaan tak sadar] diproklamirkan. Serangkaian peristiwapun terus bergantian hadir dengan mencekam. Di Gaza, Zionis-Israel memperparah keadaan, karena di tanggal 18 Desember, serdadu-serdadunya membunuh 2 orang dan melukai 20 orang Muslim yang baru selesai shalat Jumat. Para serdadu itu kemudian melanjutkan keganasannya dengan menyerbu Rumah Sakit Syifa, memukuli memukuli para doktor dan perawat dan menyeret orang-orang Palestina yang dirawat karena terluka dalam insiden shalat Jumat.
Pada tanggal 22 Desember, Dewan Keamanan PBB, lewat sebuah voting; “mengecam kebijakan dan tindakan Zionis-Israel yang melanggar hak-hak asasi manusia rakyat Palestina”. Laporan Amnesty Internasional tahun 1987 mengkritik Zionis-Israel karena menggunakan metode-metode yang brutal dalam menghadapi perlawanan rakyat Palestina. “Dalam bulan Desember, setidaknya ada 23 orang demonstran di Gaza dan Tepi Barat ditembak mati. Terjadi juga pemukulan dan penangkapan membabibuta.
Seakan meremehkan berbagai kritikan itu, pada tanggal 19 Januari 1988 Menhan Yishak Rabbin (sepulang dari Amerika mengatakan, “Hukum akan diterapkan, tangan dan kaki kita atau mereka akan patah” Menyambut pengumuman itu, PM Yitzhak Shamir pun menyatakan, “Tugas kita sekarang adalah untuk membangun lagi dinding ketakutan antara orang-orang Palestina dan militer Israel.”
Pada bagian lain, sebuah kisah heroik ditunjukkan oleh seorang anak yang bernama Faris Audah.Remaja berusia 11 tahun tersebut tanpa ada perasaan takut sedikitpun bergerak maju menghadang tank Zionis -Israel dengan batu di tangannya dan kalimat takbir: Allahu Akbar !.Komandan tentara Zionis -Israel yang sangat takut melihat keberanian luar biasa dari anak tersebut, menginstruksikan kepada pasukannya untuk menangkap dan membunuhnya. Keberanian Faris Audah inilah yang terus mengobarkan semangat intifadhah dan menginspirasi para pemuda Palestina untuk tetap berjuang membebaskan tanah airnya, dikala orang tua mereka berada dalam penjara-penjara Zionis-Israel, dan para pemimpin-pemimpin dunia diam “seribu bahasa”, terhadap kekejian Zionis-Israel.
Arogansi zionis- Israel yang terus meraja lela hingga saat ini merupakan sebuah penghinaan besar terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Agresi 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009 serta peristiwa di masjidil Aqso 25 Oktober kemarin adalah bagian kecil yang terekam oleh media. Hari ini, tepat 61 tahun lahirnya The Universal Declaration of Human Rights, masihkah kita membiarkan rakyat palestina bertanya-tanya kapan hak asasinya diakui?
Sebagai manifestasi atas nilai kemanusian & keadilan, maka dengan ini FSLDK (Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus) tergerak untuk menyatakan sikap dan menyerukan:
1. Mengutuk kebijakan rasis-apartheid pemerintah zionis-Israel atas rakyat Palestina, khususnya kebijakan terbaru mengenai:
a. Upaya pendudukan & penguasaan terhadap masjidil Aqsha dan usaha penghancuran atasnya.
b. Pembangunan tembok “isolasi” di jalur Gaza dan sepanjang perbatasan Zionis-Israel-Mesir.
c. Pelarangan pejabat senior dari berbagai negara seperti presiden, perdana menteri dan menteri luar negeri, masuk ke Jalur Gaza lewat Zionis-Israel. Sebagaimana yang diberlakukan terhadap Menlu Irlandia, Michael Martin pada parlemen negaranya mengatakan bahwa pejabat Zionis-Israel melarang kunjungannya ke Jalur Gaza.
d. Perluasan pemukiman dengan menggusur rumah warga-warga palestina dengan buldozer.
2. Mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, pengakuan hak serta wilayah Palestina oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia,
3. Mengajak kepada seluruh pihak, baik individu maupun lembaga, yang mengakui nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia untuk terus menyalurkan dukungan baik material maupun moril kepada rakyat Palestina hingga mereka terbebas dari kebiadaban dan kekejian zionis-Zionis-Israel.
4. Mengadili Zionis-Israel Dalam Mahkamah Internasional Atas Serangan Agresi Militer 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009 Sebagai Kasus Pelanggaran HAM Berat
22 Tahun sudah rakyat Palestina melempari penjajah Zionis-Israel dengan batu. 22 tahun sudah rakyat Palestina bangkit dan terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan haknya.
Peringatan 61 tahun Hari HAM se-Dunia adalah momentum terbaik bagi semua anggota masyarakat internasional, khususnya di Indonesia untuk membuka mata dan lebih peduli akan tegaknya keadilan, serta secara personal atau kolektif memenuhi kewajiban sucinya dalam memajukan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua orang tanpa pembedaan jenis apa pun.
Ketua Pusat Komunikasi Nasional
Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus
Adistiyar Prayoga
BP PUSKOMNAS FSLDK Sumbagsel